Opini Apa Nyata??? Di Tengah Wabah Covid-19 Perekonomian Masyarakat Menengah Ke Bawah Menurun*

Melawi-Kalbar. Berdasarkan penelusuran penulis di lapangan berkaitan dengan dampak perekonomian masyarakat menengah kebawah dimasa pandemi corona virus desease covid-19 sangat memprihatinkan khususnya di Kabupaten Melawi.

Sengaja penulis mewawancarai beberapa sumber dengan pertanyaan yang sama yaitu seputar perekonomian di masa Pandemi covid-19 baik dari kalangan petani,buruh maupun pedagang tradisional jawaban mereka hampir sama seolah olah jawaban tersebut sudah ter update dalam satu aplikasi.

Ketika penulis mewawancarai seorang pedagang sembako sebut saja dengan nama samaran yaitu Salim di salah satu kampung yang berada di kecamatan menukung, sang pemilik warung menceritakan bahwa dimasa pandemi ini pengunjung yang berbelanja menurun drastis sampai 50% sehingga kita kewalahan untuk menutupi kebutuhan kita sehari hari apa lagi modal usaha saya sangat terbatas hanya mengandalkan perputaran dari menampung hasil pertanian perkebunan karet masyarakat uapnya.

Sungguh ini sangat berat untuk dijalani.
Apa lagi saya mempunyai tanggungan ucapnya seraya menggaruk garukan kepala. Dan kami hanya bisa berdoa mudah mudahan Allah memberikan yang terbaik untuk kita mas,ucap si Salim salah seorang pedagang sembako kepada penulis.

Setelah itu penulis mencoba menemui salah satu petani Holtikultura di Desa Tanjung Sari Kecamatan Nanga Pinoh Kabupaten Melawi disini penulis juga hanya menyebutkan nama samaran yaitu pak (Dul) ketika saya menemui salah seorang petani Holtikultura (Pak Dul) beliau juga menyampaikan keluhan betapa beratnya menjalani profesi sebagai petani ditengah wabah covid-19 saat ini dimana hasil pertanian sulit untuk melakukan pemasaran akibat ketatnya protokol kesehatan disamping itu pembelinya menurun drastis. Belum lagi dibebani mahalnya pupuk serta obat obatan dan paktor lain sebagainya terangnya.

Pak Dul mengatakan sedangkan usia kacang panjang sampai panen membutuhkan waktu minimal 45 hari baru bisa di panen itupun harus melakukan perawatan yang rutin agar terhindar dari serangan hama penyakit ucapnya.

Setelah itu penulis mewawancarai seorang buruh di salah satu perusahaan yang bergerak di perkebunan Kelapa Sawit Yang mana penulis tidak menyebutkan di perusahaan apa dia bekerja.

Dimana sang buruh tersebut menceritakan beratnya tantangan hidup di masa Pandemi covid-19. Dia menceritakan pada awal wabah covid-19 tahun 2020 itu adalah cobaan terberat buat kami menjalani kehidupan kenapa tidak,disaat kami kesulitan eh perusahaan pun mengeluarkan kebijakan pengurangan jam kerja. Yang mana biasanya kami bekerja 25 hk sebulan waktu itu berkurang sampai 50% sehingga kami para buruh merasakan begitu pahitnya hidup di masa Pandemi covid-19 ini.

Namun kami memaklumi kebijakan itu diambil dikarenakan perusahaan tersebut terkena imbasnya juga.

Dalam hal ini penulis menyimpulkan dimasa wabah pandemi covid-19 ini perekonomian masyarakat menengah kebawah mengalami obsesi penurunan pendapatan. Sementara kebutuhan meningkat.

Apalagi kita harus selalu menjaga ketahanan tubuh untuk mendapatkan imun yang kuat agar tidak mudah terpapar reaktif covid-19.
Penulis juga berharap kepada kita semua agar bisa mematuhi protokol kesehatan dengan 5 M apa lagi akhir akhir ini tingkat penyebarannya semakin bertambah dengan adanya mutasi varian baru yang biasa disebut varian B.1.1.7 yang di anggap paling mengerikan dapat menular dan menyebar jauh lebih mudah.

Tidak ada cara lain yang lebih Epektif selain dari patuhi protokol kesehatan dengan cara 5 M yaitu;

1.Memakai masker,
2.Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
3.Menjaga jarak,
5.Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Penulis:Jumain

Mungkin Anda Menyukai